Senin, 07 Mei 2012

Kebutaan Dapat Disembuhkan Dengan Implan Mata Bionik


Anda pasti ingat dengan serial televisi The Six Million Dollar Man dengan implan mata bioniknya. Kini mata bionik menjadi kenyataan dengan pemasangan mikrochip di belakang mata.


Adalah Chris James, warga Inggris yang merasakan mukjizat. Setelah satu dekade mengalami kebutaan, implan mata bionik menyebabkannya kembali bisa melihat.


Sekarang James mampu melihat bentuk maupun cahaya dengan microchip di bagian belakang matanya, dekat retina. Mikrochip 3 mm persegi ini dipasang di Universitas Oxford, dan bekerja setelah tiga pekan.



"Setelah sepuluh tahun dalam kegelapan, tiba-tiba terjadi ledakan cahaya terang," katanya. Ia kemudian berharap pandangannya dapat menafsirkan apa yang ditunjukkan microchip dengan semakin baik.


James merupakan adalah satu dari dua pria Inggris yang pandangannya sebagian telah dipulihkan dengan implan retina perintis. Pria Inggris yang lain, Robin Millar, produsen musik yang paling sukses di Inggris, juga bernasib sama. Millar mengatakan ia telah bermimpi melihat warna untuk pertama kalinya.


Keduanya telah kehilangan penglihatan mereka karena kondisi retinitis pigmentosa (RP), akibat sel-sel fotoreseptor pada belakang mata secara bertahap berhenti bekerja.


Kisah mereka kini membawa harapan kepada 20 ribu warga Inggris dengan kondisi retinitis pigmentosa. Ini juga membawa harapan kepada setengah juta warga lain yang kondisi matanya terkena degenerasi makula, sebuah kerusakan pada inti retina.


Untuk memasang microchip tersebut, James menjalani operasi sepuluh jam di Rumah Sakit Mata Universitas Oxford. Operasi dilakukan untuk memasukkan lapisan microchip tipis di bagian belakang mata kirinya. Tiga minggu kemudian pasca operasi, microchip tersebut dihidupkan.


"Saat itu saya tidak tahu berharap apa, tapi saya mendapat flash dalam mata saya, Ini rasanya seperti seseorang mengambil foto dengan lampu kilat dan saya tahu saraf optik saya masih bekerja," tutur James.


Microchip tersebut memiliki 1.500 piksel sensitif cahaya yang mengambil alih fungsi dari batang dan kerucut fotoreseptor retina.


Perangkat tersebut dibuat oleh Retina Implant AG dari Jerman, yang menghubungkan daya nirkabel yang ditanamkan di belakang telinga. Perangkat ini terhubung ke sebuah unit baterai eksternal melalui piringan magnetik pada kulit kepala.
Sensor cahaya akan dikonversi ke sinyal elektrik, kemudian sel dalam retina sebelum diproses dalam sebuah gambar. Pengguna dapat mengubah sensitivitas perangkat dengan tombol pada unit tersebut.


Dengan teknik ini, pandangan secara gradual kembali, dan memungkinkan pengguna melihat sesuatu dari jarak 20 kaki.


Salah satu tes pertama yakni melihatkan sebuah piring putih dan cangkir pada latar belakang hitam.


"Butuh waktu bagi otak saya untuk menyesuaikan diri dengan apa yang ada di depan saya. Tapi saya bisa mendeteksi kurva dan skema objek-objek ini," kata James, yang bekerja untuk Swindon Council.


Ketiga ahli yang menjalankan percobaan ini yaitu Tim Jackson, seorang konsultan ahli bedah retina di College Hospital King dan Robert MacLaren, profesor ophthalmologi yang juga konsultan ahli bedah retina Universitas Oxford di Rumah Sakit Mata Oxford. Mereka mengatakan percobaan tersebut telah melampaui harapan dengan pasien sudah menggunakan kembali penglihatan mereka.


Kini, lebih dari sepuluh warga Inggris dengan RP akan dilengkapi dengan implan, yang juga sedang diuji di Jerman dan Cina.


"Sulit untuk mengatakan berapa banyak manfaat yang akan didapatkan setiap pasien, perawatan perintisan ini adalah pada tahap awal," kata Jackson


"Meski ini merupakan langkah yang menarik dan penting ke depan, banyak dari mereka yang menerima perawatan ini telah kehilangan pandangan mereka selama bertahun-tahun. Dampaknya, mereka melihat lagi, bahkan jika perangkat tersebut bukan pandangan normal, bisa mendalam dan pada waktu yang singkat bergerak," kata Jackson.


"Sejak beralih pada perangkat ini, saya dapat mendeteksi cahaya dan membedakan skema objek," ucap Millar, yang mengalami kebutaan selama 25 tahun dalam album bukunya "Diamond Life Sade".


"Saya bahkan telah memimpikan warna yang sangat jelas untuk pertama kalinya dalam 25 tahun. Jadi bagian dari otak saya yang telah tidur kini terbangun. Saya merasa ini sangat menjanjikan dan saya senang bisa berkontribusi terhadap warisan ini," ungkapnya. |DailyMail (eh)

Tidak ada komentar: