Kita Harus Mengejar Beasiswa Jangan Menunggu
Kesempatan untuk memenangkan peluang menempuh studi di berbagai  negara melalui beasiswa semakin terbuka. Peluang yang besar bagi pelajar  asal Indonesia, didukung dengan perkembangan teknologi, memungkinkan  kita untuk mendapatkan informasi dengan mudah. Catatannya, fokus dan mau  sedikit "berkeringat" mencari informasi di sana sini. Terbukanya  informasi, membuat persaingan mendapatkan beasiswa demikian ketatnya.  Pemenangnya? Salah satunya, mereka yang gigih!
Pada dasarnya, para  pelajar yang berniat melanjutkan studinya di luar negeri dengan  beasiswa hanya perlu memerhatikan beberapa langkah sederhana.  Langkah-langkah itu, diantaranya, fokus, aktif menggali berbagai  informasi mengenai program beasiswa, dan cermat membuat surat motivasi.  Hal itu diungkapkan Anggita Tampubolon, salah seorang alumnus penerima  beasiswa Erasmus Mundus, saat ditemui 
Kompas.com di European Higher Education Fair (EHEF), Minggu (13/11/2011), di Jakarta Convention Centre (JCC).
"Untuk  dapat beasiswa, dari pengalaman saya yang penting para pelamar harus  benar-benar fokus. Karena itu akan mendorong minat untuk menggali lebih  dalam," kata Anggita.
Anggita menempuh studi master jurusan  Kuantitatif Ekonomi di dua universitas di Jerman dan Perancis, yaitu  Universiteit Bielefeld, Jerman, dan Universite de Paris 1,  Pantheon-Sorbone, Perancis.
Ia mengungkapkan, awalnya ia tidak  memiliki banyak gambaran tentang negara mana yang akan dituju.  Kesempatan melanjutkan studi melalui beasiswa di Erasmus Mundus  merupakan hasil kegigihannya menggali informasi. Menurutnya, terdapat  banyak informasi di internet.
"Jangan menunggu informasi, kita  coba dan terus gali. Termasuk mencari dan menggali program-program baru.  Jika perlu langsung datang ke kedutaan besar negara yang kita tuju,"  ungkapnya.
Setelah mendapatkan cukup informasi, kata dia, hal  selanjutnya yang perlu dilakukan para pelamar beasiswa adalah segera  mengajukan aplikasi. Pada tahap tersebut, kecermatan membuat surat  motivasi (
motivation letter) merupakan salah satu hal terpenting yang sangat menentukan diterima atau ditolaknya sebuah aplikasi pelamar beasiswa.
"Sebenarnya  ada faktor keberuntungan juga. Tapi bagaimana pun, surat motivasi yang  kita buat bisa diperhatikan. Karena itu kesempatan untuk kita menjual  keunggulan kita," paparnya.
Selain itu, tambah Anggita, surat  rekomendasi sebaiknya dibuat tidak lebih dari dua halaman, atau sekitar  1600 karakter. Surat rekomendasi yang terlalu panjang akan mengurangi  minat tim penyeleksi beasiswa untuk membacanya.
"Mulai saja dari  apa yang membuat kamu tertarik dengan program itu, apa yang kamu pikir  bisa kamu lakukan jika kamu belajar di program itu. Jangan terlalu muluk  karena itu tidak perlu, singkat tapi menceritakan semuanya, dan  menjual," kata Anggita.
sumber :kompas